Corat-Coret Di Toilet

Secara umum, aku menyenangi goresan pena Eka Kurniawan sebab biasanya mengangkat isu-isu yang aku memang peduli. Secara lebih khusus -- personally, aku lebih menyukai goresan pena Eka yang berbentuk novel sebab aku suka sekali dengan cara Eka dalam mengeksplorasi kedalaman cerita. Saya bahagia membaca sekaligus mencicipi kedalaman goresan pena Eka melalui eksplorasi yang dibuatnya, terutama di dalam novel Cantik Itu Luka. Sementara itu, aku merasa bahwa kisah pendek yang ia buat terkadang hit, terkadang miss bagi saya. Masalah preferensi personal saya, sih. Ini bukan soal aku tidak menyukai kisah pendek buatan Eka, melainkan aku yang lebih menyukai goresan pena Eka yang berbentuk novel dibandingkan kisah pendek.

Meskipun demikian, aku tetap dapat mencicipi upaya Eka dalam mengajak kita untuk peka dan peduli terhadap insiden atau isu-isu yang terjadi di sekitar kita melalui cerita-cerita pendeknya -- begitu pula dalam kumpulan kisah pendek Corat-coret di Toilet ini -- ibarat yang aku rasakan ketika aku membaca novel-novel buatannya.

Setiap kisah di Corat-coret di Toilet mewakili beberapa fragmen dari kehidupan kampus dan mahasiswanya, kehidupan rumah tangga, relasi orangtua dan anak, insiden politik, insiden sosial, sejarah masa kemudian yang terjadi di Indonesia, bahkan insiden yang sifatnya lebih personal lagi. Kita mungkin ibarat diajak untuk mengingat catatan ketika berguru sejarah (di manapun itu), rumor yang menimpa orang di sekitar kita, gosip-gosip yang kita temui dikala di kampus, berita-berita di media massa, bahkan dapat jadi teringat dengan kisah personal kita sendiri, dan lainnya. Atau mungkin kita justru jadi berguru hal gres melalui buku ini -- yang kesemuanya dikemas layaknya sebuah dongeng sarat makna. Ada juga catatan-catatan mengenai tahun pembuatan atau tahun ketika tulisan-tulisan tersebut dipublikasikan pertama kali.

Sumber: http://www.niafajriyani.com/

***

DOWNLOAD EBOOK DI SINI

Share this post