Rantau 1 Muara

Alif merasa bangkit di pucuk dunia. Bagaimana tidak? Dia telah mengelilingi separuh dunia, tulisannya tersebar di banyak media, dan diwisuda dengan nilai terbaik. Dia yakin perusahaan-perusahaan akan berlomba-lomba merekrutnya.

Namun Alif lulus di dikala yang salah. Akhir 90-an, krisis ekonomi mencekik Indonesia dan negara bergolak di masa reformasi. Satu per satu, surat penolakan kerja hingga di pintunya. Kepercayaan dirinya goyah, bagaimana ia dapat menggapai impiannya?

Secercah harapan muncul ketika Alif diterima menjadi wartawan di sebuah majalah terkenal. Di sana, hatinya tertambat pada seorang gadis yang dulu pernah ia curigai. Ke mana arah hubungan mereka? Dari Jakarta, terbuka cakrawala baru. Alif meraih beasiswa ke Washington DC, mendapat pekerjaan yang baik dan mempunyai teman-teman gres di Amerika. Hidupnya berkecukupan dan tujuan ingin membantu adik-adik dan Amak pun tercapai.

Life is perfect, hingga terjadi kejadian 11 September 2001 di World Trade Center, New York, yang menggoyahkan jiwanya. Kenapa orang dekatnya harus hilang? Alif dipaksa memikirkan ulang misi hidupnya. Dari mana ia bermula dan ke mana ia karenanya akan bermuara?

Mantra ketiga “man saara ala darbi washala” (siapa yang berjalan di jalannya akan hingga di tujuan) menuntun perjalanan pencarian misi hidup Alif. Hidup hakikatnya yakni perantauan.

Rantau 1 Muara bercerita wacana konsistensi untuk terus berkayuh menuju tujuan, wacana pencarian penggalan jiwa, dan menemukan kawasan bermuara. Muara segala muara. (Goodreads)

0 Response to "Rantau 1 Muara"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel